Abstract List |
||||
Abstract ID | Status | |||
SNM-
269 (Participant)
|
|
|||
SNM-
40 (Participant)
|
|
|||
SNM-
11 (Oral)
|
DIMENSI METRIK GRAF HASIL OPERASI KORONA GRAF BINTANG DAN GRAF LINGKARANMisalkan graf sederhana G , Jika v ∈ V(G) dan S ⊆ V(G), jarak titik v dari S adalah d(v, S) = min{d(v, x)| x ∈ S. Dalam kasus di mana ∏ = {S1, S2,..., Sk} adalah partisi terurut dari V(G), representasi v terhadap ∏ adalah pasangan−k terurut r(v|∏) = (d(v, S1), d(v, S2),..., d(v, Sk). Jika r(u|∏) ≠ r(v|∏) untuk setiap u, v ∈ V(G), partisi ∏ disebut partisi pembeda dari G, dan partisi pembeda ∏ dengan kardinalitas minimum disebut partisi pembeda minimum. Dimensi partisi dari G, yang disebut pd(G), adalah kardinalitas dari partisi pembeda minimum dari G. Diketuahui bahwa pd(Cn)= 3; n ≥ 3n C_n adalah graf ligkaran dengan n simpul. Dimensi partisi dari graf bintang G=K_{1,n}, pd(G)=n. Artikel ini memperlihatkan bahwa dimensi partisi dari graf corona dari c_n dengan K_{1,n} |
|||
SNM-
2 (Oral)
|
Bilangan Prima: Antara Sederhana dan MisteriusBilangan prima merupakan bilangan yang hanya memiliki dua faktor, yaitu satu dan dirinya sendiri. Meski definisinya sederhana, bilangan prima menyimpan banyak misteri yang hingga kini masih menjadi bahan penelitian dalam matematika murni maupun terapan. Artikel ini mengulas konsep dasar bilangan prima, pola-pola yang muncul dalam distribusinya, serta berbagai teka-teki matematika yang belum terpecahkan, seperti hipotesis Goldbach dan distribusi bilangan prima pada bilangan besar. Selain itu, dibahas pula peran penting bilangan prima dalam dunia modern, khususnya dalam bidang kriptografi dan keamanan data digital. Dengan pendekatan deskriptif dan analitis, tulisan ini bertujuan memberikan pemahaman menyeluruh tentang keunikan bilangan prima, serta mengajak pembaca untuk menyelami keindahan dan kompleksitas yang tersembunyi di balik kesederhanaannya. |
|||
SNM-
175 (Oral)
|
Strategi Efektif Pembelajaran Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus di IndonesiaPendidikan inklusif menuntut adanya strategi pembelajaran adaptif untuk setiap jenis siswa, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Dalam konteks pembelajaran matematika, siswa ABK menghadapi tantangan yang lebih kompleks karena sifat abstrak dan logis dari materi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi pembelajaran matematika yang efektif bagi ABK di Indonesia melalui pendekatan studi literatur. Sumber data penelitian melalui 28 artikel ilmiah nasional yang dipublikasikan pada rentang tahun 2017-2024. Analisis dilakukan secara tematik dan komparatif berdasarkan jenis ABK, pendekatan strategi, serta efektivitas implementasi dalam konteks pendidikan inklusif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi paling efektif adalah yang bersifat multisensori, responsif terhadap karakteristik siswa, berbasis teknologi interaktif seperti AR dan game edukatif, serta kontekstual dan kolaboratif. Strategi seperti media visual, scaffolding, dan pembelajaran kontekstual terbukti meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa ABK secara signifikan. |
|||
SNM-
150 (Oral)
|
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI APOS DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN DAVID KEIRSEYSalah satu tujaun pembelajaran matematika adalah untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan pemecahan masalah. Setiap siswa memiliki perbedaan kemampuan dalam memecahkan masalah, dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan teori APOS (Action, Process, Object, Schema) ditinjau dari tipe kepribadian David Keirsey pada siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Lombok Timur tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penentuan subjek penelitian yaitu purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner, tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek guardian hanya mampu melewati 3 dari 4 tahapan APOS, yaitu tahap aksi, proses, dan objek. Subjek artisan hanya mampu melewati 2 dari 4 tahapan APOS, yaitu tahap aksi dan proses. Subjek rational sudah mampu melewati semua tahapan APOS, yaitu aksi, proses, objek, dan skema. Subjek idealist sudah mampu melewati semua tahapan APOS, yaitu aksi, proses, objek, dan skema. Jadi, disimpulkan bahwa subjek berkepribadian rational dan idealist memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dari subjek berkepribadian guardian dan artisan. |
|||
SNM-
109 (Oral)
|
Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Kahoot Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas X SMAN 1 UtanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berbantuan aplikasi Kahoot terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X SMAN 1 Utan Tahun Ajaran 2024/2025. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain Post-test Only Control Group Design, melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen (X-6) dan kelas kontrol (X-5). Kelas eksperimen menggunakan pendekatan Discovery Learning yang dipadukan dengan media interaktif Kahoot, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian berupa soal post-test kemampuan berpikir kritis dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 78,27, lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 64,89. Uji Mann-Whitney U menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua kelas. Perhitungan effect size (Cohen's d) sebesar 0,80407 menunjukkan pengaruh sedang, dengan efektivitas sebesar 78,93%. Distribusi kategori kemampuan berpikir kritis per indikator menunjukkan bahwa kelas eksperimen dominan kategori Sangat Tinggi pada indikator interpretasi dan evaluasi, sedangkan kelas kontrol dominan kategori Tinggi pada indikator analisis dan Rendah pada indikator inferensi. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan Discovery Learning berbantuan Kahoot efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara menyeluruh |
|||
SNM-
289 (Participant)
|
|
|||
SNM-
231 (Participant)
|
|
|||
SNM-
235 (Participant)
|
|